Persiapan menyambut kompetisi taekwondo tingkat nasional semakin intens dilakukan oleh para atlet dan klub-klub di Indonesia. Salah satu yang mencuri perhatian adalah klub Taekwondo Pancasila yang menargetkan hasil maksimal di CNN Indonesia Championship ke-2 Piala Menpora 2025.
Kompetisi ini akan diselenggarakan di GOR Ciracas, Jakarta Timur, pada 14 hingga 16 November 2025. Klub ini melibatkan atlet dari berbagai usia, menunjukkan upaya besar dalam menggali potensi dan menyiapkan para juara masa depan.
Latihan intens di klub ini memberikan dampak positif, khususnya bagi para peserta. Antusiasme dari orang tua dan anak-anak pun terlihat meningkat, mewakili komitmen bersama untuk meraih kesuksesan di ajang bergengsi ini.
Peningkatan Latihan dan Fokus pada Kualitas
Latihan yang dilakukan oleh klub Taekwondo Pancasila dirancang khusus untuk menyesuaikan dengan usia atlet. Ini menciptakan suasana yang menyenangkan terutama untuk anak-anak, sehingga mereka dapat belajar dengan cara yang menyenangkan tanpa merasa tertekan.
Pelatih kepala, Tomi Rinaldi, menjelaskan bahwa untuk kelompok usia di bawah 10 tahun, pendekatan latihan dilakukan dengan cara bermain. Pendekatan ini tidak hanya mengembangkan keterampilan fisik tetapi juga menjaga motivasi para atlet muda.
Di sisi lain, latihan untuk remaja dan dewasa lebih fokus pada teknik dan kekuatan. Program ini disusun dengan tujuan agar atlet dapat berkembang secara optimal dan siap menghadapi tantangan di kompetisi.
Latihan intensif memberikan dampak positif kepada atlet, melatih mental mereka untuk siap bertanding. Hal ini sangat penting untuk mencapai hasil yang diharapkan pada setiap kompetisi yang dihadapi.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah menyeimbangkan pembelajaran teknik dengan latihan fisik. Disinilah peran pelatih sangat vital dalam memberikan arahan yang tepat untuk setiap atlet.
Peranan Penting Mental dalam Persiapan Kompetisi
Dalam kejuaraan olahraga, aspek mental sering kali sama pentingnya dengan persiapan fisik. Atlet muda seperti Nazwa Nanda Sofyan menegaskan betapa pentingnya mental dalam menghadapi kompetisi.
Dia menyatakan bahwa mempersiapkan mental merupakan bagian terpenting dalam persiapan kejuaraan. Mental yang kuat dapat membantu atlet tampil dengan percaya diri dan mengatasi tekanan saat bertanding.
Di sisi lain, banyak atlet muda yang merasakan gugup saat menghadapi pertandingan. Muhammad Rasyid Anandika, contohnya, mengungkapkan ketakutannya saat bertanding di kelas baru dengan berat badan berbeda.
Penting bagi para pelatih dan orang tua untuk mendukung anak-anak mereka secara emosional. Ini menciptakan lingkungan yang positif sehingga atlet merasa nyaman untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
Dukungan orang tua juga menjadi pilar penting dalam pengembangan atlet. Tanpa dukungan ini, banyak anak yang mungkin kesulitan dalam menjalani latihan yang intens dan persiapan kompetisi yang ketat.
Tantangan dan Dukungan dari Orang Tua
Tantangan dalam pelatihan juga mencakup komitmen waktu dan biaya. Mutia, salah satu orang tua atlet, menjelaskan bahwa selain dukungan finansial, komitmen juga sangat diperlukan.
Orang tua harus bersedia untuk berkorban waktu untuk antar-jemput anak-anak mereka ke latihan, yang sering kali berlangsung hampir setiap hari. Ini menambah beban bagi banyak keluarga, tetapi juga memperlihatkan dedikasi dalam mengembangkan potensi anak mereka.
Banyak orang tua menyadari bahwa pertandingan bukan hanya tentang meraih medali, tetapi juga tentang proses pembelajaran dan pengembangan karakter anak. Ini menciptakan semangat positif di lingkungan keluarga.
Dengan adanya support dari orang tua, atlet menjadi lebih termotivasi untuk berlatih keras dan berjuang dalam setiap perlombaan. Mereka merasa bahwa perjuangan mereka didukung oleh keluarga, yang juga berkontribusi pada kepercayaan diri atlet.
Kompetisi nanti diharapkan dapat menjadi batu loncatan bagi para atlet untuk mencapai level yang lebih tinggi dalam karier taekwondo mereka.
