4 Polisi Dipatsus Usai Ketua NasDem Sumut Jadi Korban Salah Tangkap

Empat anggota Polrestabes Medan sekarang menjalani hukuman disiplin berupa penempatan khusus akibat insiden salah tangkap yang menimpa Ketua DPD NasDem Sumatra Utara, Iskandar ST. Kasubbid Penmas Polda Sumut, Kompol Siti Rohani, mengonfirmasi bahwa keempat personel tersebut telah dipatsus sejak Jumat malam (17/10).

Langkah disiplin ini diambil menyusul kejadian yang memalukan dan bisa merusak citra kepolisian. Proses evaluasi lebih lanjut terhadap keempat anggota yang terlibat masih berlangsung di Propam Polda Sumut.

Siti Rohani menyatakan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan kasus ini dan akan mengambil tindakan tegas jika ditemukan pelanggaran. Kejadian ini menarik perhatian masyarakat karena menyangkut tata cara penegakan hukum yang seharusnya lebih berhati-hati.

Rincian Kasus Salah Tangkap yang Menghebohkan

Ketua DPD NasDem Iskandar ST merasa sangat kecewa setelah menjadi korban salah tangkap oleh aparat Polrestabes Medan dan petugas lainnya. Insiden tersebut terjadi dalam pesawat Garuda Indonesia yang sedang bersiap untuk lepas landas.

Iskandar menceritakan pengalaman traumatisnya yang terjadi pada Rabu (15/10) sekitar pukul 19.25 WIB, ketika dirinya dituduh sebagai tersangka dalam kasus judi online. Dia menjelaskan situasi tegang ketika lima orang petugas memasuki pesawat dan meminta agar dia keluar.

Saat itu, situasi semakin membingungkan saat petugas memperlihatkan surat penangkapan yang menyatakan bahwa dia terlibat dalam kasus judi online. Iskandar mengaku terkejut dan tidak menyangka akan mengalami situasi tersebut, apalagi di depan umum.

Kronologi Rincian dan Penanganan Insiden

Dalam pengakuannya, Iskandar menjelaskan bahwa saat dia sudah duduk dan siap terbang, petugas tiba-tiba menyerbu pesawat dan memaksa untuk mengeluarkannya. Mereka membawa serta surat penangkapan yang tertera namanya, namun tidak memberikan penjelasan yang jelas.

Setelah kejadian tersebut, Iskandar merasa dipermalukan di depan penumpang lain dan tidak mendapatkan penjelasan yang memadai. Para petugas itu akhirnya menyadari bahwa mereka telah salah menangkap orang.

Situasi semakin tidak jelas ketika salah satu petugas berteriak bahwa itu adalah kesalahan, namun banyak dari mereka tetap pergi tanpa memberikan kejelasan. Kekecewaan mendalam melanda Iskandar yang merasa diperlakukan tidak adil.

Respons dan Tindakan yang Akan Diambil

Iskandar menyatakan niatnya untuk melaporkan insiden tersebut ke Propam Polda Sumut dan berbagai lembaga lain. Dia ingin memastikan bahwa tindakan yang mempermalukan dirinya ini tidak berlalu begitu saja tanpa sanksi.

Dia menegaskan bahwa insiden ini bukan sekadar masalah pribadi, tetapi juga melibatkan pelanggaran prosedur hukum yang harus ditindaklanjuti secara serius. Rasa tertekan dan terteror akibat penangkapan yang salah ini memicu keinginan untuk membawa masalah ini ke jalur hukum.

Iskandar merasa bahwa sebagai seorang politikus dan perwakilan masyarakat, dia harus bersuara dan menuntut keadilan atas pengalaman buruk ini. Kegiatan penegakan hukum yang tidak transparan dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum.

Related posts