53 Perusahaan Besar Lakukan PHK di 2025, dari Adidas hingga Microsoft

Pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pengurangan karyawan terus terjadi di berbagai sektor pada tahun 2025, menyusul dua tahun sebelumnya yang penuh dengan pemotongan besar-besaran. Banyak perusahaan terkemuka melakukan efisiensi sambil berfokus pada investasi dalam teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI) dan analisis data.

Saat yang bersamaan, peluang kerja di bidang big data, fintech, dan AI diperkirakan akan meningkat signifikan hingga tahun 2030. Sebagai contoh, meskipun Amazon belum mengumumkan PHK tahun ini, CEO Andy Jassy telah menyatakan bahwa permintaan untuk karyawan akan berkurang seiring dengan adopsi AI generatif.

Pada artikel ini, kita akan membahas daftar perusahaan-perusahaan yang sudah mengumumkan atau melaksanakan PHK pada tahun 2025. Informasi ini penting untuk memahami tren pasar kerja dan strategi efisiensi yang diambil oleh perusahaan-perusahaan besar dalam menghadapi tantangan ekonomi.

Perusahaan yang Mengumumkan PHK pada 2025: Daftar Terbaru

Adidas merupakan salah satu perusahaan yang memangkas hingga 500 posisi di kantor pusatnya di Jerman. Dengan penilaian bahwa struktur organisasi terlalu kompleks, langkah ini diambil untuk menyelaraskan model operasi mereka.

Ally juga tidak ketinggalan, mengurangi kurang dari 5% karyawan atau sekitar 500 orang, walaupun mereka tetap melanjutkan perekrutan di sejumlah bidang yang dianggap prioritas. Juru bicara perusahaan mengungkapkan keputusan ini diambil untuk menyesuaikan ukuran perusahaan secara strategis.

Automattic, yang dikenal sebagai induk dari Tumblr dan WordPress, mengumumkan PHK yang mencapai 16% dari staf global. CEO Matt Mullenweg berpendapat bahwa reposisi ini diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas perusahaan.

Penyebab dan Dampak PHK: Apa yang Terjadi di Sektor Terkait?

Pengurangan tenaga kerja yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan ini sering kali didorong oleh kebutuhan untuk menyelaraskan sumber daya. BlackRock, misalnya, memangkas 200 posisi untuk menyelaraskan strategi dengan sumber daya yang ada.

Sementara itu, Block mengalami PHK yang cukup besar dengan hampir 1.000 orang terdampak. Mereka menegaskan bahwa langkah ini tidak disebabkan oleh target finansial, tetapi lebih kepada restrukturisasi internal.

Perusahaan seperti Boeing dan BP juga mengikuti jalur yang sama dengan pemotongan tenaga kerja untuk mengurangi biaya operasi dan menyederhanakan organisasi. Ini menunjukkan bahwa banyak perusahaan, meskipun memiliki laba yang baik, masih merasa perlu untuk melakukan efisiensi.

Kondisi Pasar Kerja dan Peluang Baru di Era Digital

Meskipun banyak perusahaan melakukan PHK, ada juga peluang baru yang muncul di sektor teknologi. Misalnya, World Economic Forum melaporkan bahwa hingga 2030, peluang kerja di sektor AI dan data diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini membuka pintu bagi para profesional yang ingin beralih karir.

Perusahaan-perusahaan yang berfokus pada inovasi dalam teknologi baru, seperti pelayanan yang didukung AI, menjadi tempat yang menarik untuk diikuti. Ini artinya, bagi mereka yang memiliki keahlian di bidang ini, ada banyak peluang yang menunggu di masa depan.

Total dampak PHK ini akan berpengaruh pada seluruh lanskap pekerjaan, sehingga mereka yang terpinggirkan di sektor lain mungkin akan mencari keahlian baru untuk meraih peluang yang ada. Pelatihan dan peningkatan keterampilan di bidang teknologi menjadi semakin penting.

Menghadapi Tantangan: Fleksibilitas dan Resiliensi Tenaga Kerja

Menanggapi situasi yang dinamis di pasar kerja, perusahaan dan tenaga kerja perlu mengembangkan strategi yang fleksibel. Sebagai contoh, pekerja mungkin perlu untuk mengeksplorasi peluang di industri yang lebih berkembang, seperti teknologi dan inovasi baru.

Hal ini juga menyiratkan bahwa pengusaha harus lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan dan memberikan pelatihan ulang bagi mereka yang terkena dampak PHK. Dengan demikian, para pekerja dapat beradaptasi lebih baik terhadap perubahan yang terjadi di dalam industri.

Saat kita memasuki era digital yang semakin canggih, pendekatan yang lebih inklusif dan kolaboratif dari perusahaan akan menjadi kunci untuk membangun ketahanan tenaga kerja di masa yang akan datang. Dengan memprioritaskan pendidikan dan pengembangan keterampilan, peluang baru dapat tercipta.

Related posts