Menpar Widi Paparkan Strategi Tingkatkan Kunjungan Wisatawan ke Bali Baru

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana baru-baru ini mengungkapkan berbagai upaya yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang dikenal sebagai ‘Bali Baru’. Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah konferensi di Jakarta, menyiratkan komitmen pemerintah terhadap pengembangan sektor pariwisata. Dengan target menarik lebih banyak wisatawan, strategi yang matang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran ini.

Saat ini, terdapat 13 DPSP yang diakui, mencakup kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung serta Kepulauan Riau. Dalam rangka memperkuat konektivitas, Widiyanti menekankan pentingnya kolaborasi antara Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Pekerjaan Umum untuk meningkatkan aksesibilitas di daerah-daerah wisata tersebut.

“Kami sedang memetakan peningkatan konektivitas melalui infrastruktur, termasuk 36 bandara internasional yang telah ada,” ujarnya. Langkah ini diharapkan mampu memudahkan perjalanan wisatawan dan mengarahkan mereka menuju destinasi-destinasi yang semakin beragam.

Strategi Pemasaran Destinasi Pariwisata Super Prioritas di Indonesia

Widiyanti menjelaskan bahwa Kementerian Pariwisata aktif berpartisipasi dalam berbagai pameran pariwisata di luar negeri. Salah satu kegiatan besar yang akan diikuti adalah World Travel Market di London, yang dijadwalkan berlangsung dalam waktu dekat.

“Setelah London, kami juga akan melanjutkan promosi di Berlin, Mumbai, dan beberapa kota lainnya,” tambahnya. Untuk memaksimalkan dampak dari partisipasi ini, kementerian menetapkan target untuk menarik pasar yang lebih menguntungkan, yaitu wisatawan dari kalangan affluent dan high-end.

Dengan pendekatan pasarnya, Kementerian berupaya untuk menjadikan Indonesia sebagai tujuan wisata yang diminati oleh para wisatawan dengan anggaran lebih, sehingga mereka mau tinggal lebih lama dan menghabiskan lebih banyak dana selama berada di tanah air.

Membangun Reputasi Melalui Penilaian Internasional

Penting bagi kementerian untuk menjalin hubungan dengan lembaga penilaian internasional seperti Michelin dan Forbes. Menurut Widiyanti, hal ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kualitas dan reputasi destinasi wisata yang ditawarkan.

“Melalui penilaian mereka, kami berharap hotel, resort, dan restoran di Indonesia bisa bersaing dan masuk dalam daftar terbaik dunia,” ungkapnya. Peningkatan reputasi semacam ini diharapkan bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang mencari pengalaman berkualitas tinggi.

Langkah ini bukan hanya untuk menarik lebih banyak wisatawan, tetapi juga untuk meningkatkan standar layanan di sektor pariwisata Indonesia. Reputasi yang baik akan menciptakan pengaruh positif bagi para investor dan pelaku industri terkait.

Meningkatkan Kunjungan Wisatawan dari Arab Saudi

Widiyanti juga mengisyaratkan bahwa Kemenpar berencana berpartisipasi dalam UN Tourism yang berlangsung di Arab Saudi. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dari negara tersebut ke Indonesia.

“Dengan memfasilitasi perjalanan wisatawan dari Arab Saudi, kami berharap bisa membantu menurunkan biaya perjalanan haji bagi masyarakat Indonesia,” jelasnya. Ini adalah bagian dari strategi untuk mengisi penerbangan yang ada selama musim haji agar lebih efektif dan memberikan manfaat ekonomi bagi kedua negara.

Kunjungan Wisatawan yang Meningkat Secara Signifikan

Menurut statistik terbaru, kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali telah melampaui tingkat sebelum pandemi. Widiyanti melaporkan bahwa terjadi peningkatan lebih dari 12,3% selama 12 bulan terakhir, yang menunjukkan daya tarik pariwisata di Bali tetap tinggi.

Dia menegaskan bahwa meskipun terdapat peningkatan jumlah pengunjung, pemerintah tetap berkomitmen untuk mendistribusikan wisatawan ke destinasi baru agar tidak hanya terpusat di Bali. Hal ini penting untuk mengurangi kepadatan dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi para wisatawan.

“Kami terus berupaya untuk mengarahkan wisatawan ke destinasi lain agar Bali tidak terlalu penuh, sambil tetap bersinergi untuk meningkatkan kualitas pelayanan di setiap destinasi,” jelasnya. Kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan keberlanjutan dalam industri pariwisata Indonesia, serta menyiapkan infrastruktur dan layanan yang sesuai untuk menyambut wisatawan di masa depan.

Related posts